Pages

Kamis, 20 Agustus 2015



Sejarah Shalat


sholat adalah ibadah terpenting bagi seorang muslim.Sholat menjadi tolak ukur kesalehan seseorang, bahkan sholat merupakan amal kunci bagi segala amal lainnya. Meski demikian jarang sekali orang mengerti bahwa masing-masing waktu sholat yang lima itu mengandung hikmah dan memiliki sejarah masing-masing.

Sholat Subuh adalah sholat pertama kali yang dilakukan oleh Nabi Adam As, dua raka'at Subuh dijalankan oleh Nabi Adam As di bumi setelah diturunkan dari surga.
Waktu itu pertama kalinya Nabi Adam As melihat kegelapan, begitu gelapnya sehingga ia merasakan ketakutan yang amat sangat. Namun kemudian kegelapan itu secara lamban mulai sirna mengusir rasa takut, dan perlahan terbitlah terang. Itulah pergantian waktu malam menuju pagi. Oleh karenanya, dua raka'at Subuh dilaksanakan sebagai rasa syukur atas sirnanya kegelapan pengharapan atas datangnya kecerahan.

Nabi Ibrahim As adalah orang pertama yang melaksanakan sholat Dhuhur, Empat raka’at dhuhur dilaksanakan, ketika Allah Swt menggantikan Nabi Ismail As yang rencananya disembelih sebagai Qurban dengan seekor domba. Ini terjadi tatkala siang, tatkala matahari bergeser sedikit dari titik tengahnya. Empat raka’at itu menunjukkan beberapa perasaan Nabi Ibrahim, satu raka’at adalah penanda kesyukuran atas digantikannya Nabi Ismail As. Satu raka’at karena kegembiraan, satu raka’at untuk mencari keridloan Allah Swt dan satu raka’at lagi sebagai rasa syukur atas domba pemberian Allah Swt.

Kemudian riwayat sholat Ashar berhubungan erat dengan Nabi Yunus As. ketika diselamatkan oleh Allah Swt dari perut ikan Hut. Hut adalah nama ikan yang menelan Nabi Yunus mengarungi lautan. Dikisahkan, bahwa bentuk ikan hut hampir menyerupai burung, namun tanpa sayap. Ketika di dalam perut hut itu Nabi Yunus As merasakan empat macam kegelapan, gelap karena kekhawatiran hasya, gelap di dalam air, gelap malam dan gelap di dalam perut ikan. Demikianlah Nabi Yunus As keluar ketika matahari mulai condong ke barat dan sholat lah beliau empat raka’at sebagai penanda terbebas dari empat macam kegelapan itu.

Sedangkan tiga raka’at sholat Maghrib mempunyai sejarahnya sendiri yang tidak bisa dilepaskan dari kisah Nabi Isa As ketika berhasil keluar dari kaumnya di penghujung senja. Tiga raka’at sangat bermakna bagi Nabi Isa As. Satu rakaat menandai perjuangan beliau menegakkan tauhid dan menafikan semua bentuk sesembahan kecuali Allah. Satu raka’at untuk menafikan hinaan dan tuduhan kaumnya atas ibundanya yang melahirkannya tanpa ayah. Dan ini sekaligus menunjukkan betapa ketuhanan itu hanya milik Allah semata yang Maha Kuasa, inilah makna satu rakaat yang terakhir.

Dihilangkannya empat kesedihan yang menimpa Nabi Musa As oleh Allah Swt ketika meninggalkan kota Madyan menjadi sejarah ditetapkannya sholat Isya empat rakaat. Tercatat empat kesedihan itu berhubungan dengan istrinya, saudaranya yang bernama Nabi Harun As, anak-anaknya, dan kesedihan karena kekuasaan Fir’aun. Dan ketika semua kesedihan itu diangkat oleh Allah Swt di waktu malam, Nabi Musa As pun melaksanakan sholat empat rakaat sebagai rasa syukur atas segalanya.
Demikianlah semua hikmah yang melatar belakangi lima sholat fardhu yang diwajibkan kepada semua orang muslim hingga kini sesuai dengan tuntunan syariah.
(Dinukil dari kitab Sulamunnajah karya Syaikh Nawawi atau nama lengkat Syaikh Muhammad Nawawi bin Umar Ra tanara Al-Bantani Al-Jawi Al-Indunisi)
Hadits tentang Sholat Wajib 5 Waktu
Jabir bin Abdullah Ra menceritakan bahwa pada suatu siang sebelum Matahari benar-benar di atas titik atas tertinggi, Rasulullah Nabi Muhammad Saw kembali didatangi oleh Malaikat Jibril As seraya berkata kepadanya : Bangunlah Wahai Rasulullah dan lakukan sholat.
Mendengar panggilan ini, Maka Nabi Muhammad Saw pun segera melakukan sholat Dzuhur ketika Matahari telah mulai tergelincir.
Ketika bayang-bayang tampak telah mulai lebih panjang dari sosok asli benda-benda, Malaikat Jibril As berkata : Bangun dan lakukan sholat lagi.
Demi mendengar perintah ini pun, Rasulullah Saw kemudian segera melakukan sholat Ashar ketika panjang bayangan segala benda melebihi panjang benda-benda. Kemudian waktu Maghrib menjelang dan Malaikat Jibril As berkata : Bangun dan lakukan sholat. Maka beliau Nabi Muhammad Saw melakukan sholat Maghrib ketika matahari terbenam.
Kemudian waktu Isya` menjelang dan Malaikat Jibril As berkata : Bangun dan lakukan sholat. Maka Nabi Muhammad Saw pun segera melakukan sholat Isya` ketika syafaq mega senja merah menghilang. Waktu sholat Isya’ ini menjadi waktu sholat terpanjang karena Malaikat Jibril As baru membangunkan kembali Nabi Muhammad Saw ketika fajar kedua telah mulai menjelang.
Kemudian waktu Subuh menjelang dan Malaikat Jibril As berkata : Bangunlah wahai Rasulullah dan lakukanlah sholat. Maka Rasulullah Saw melakukan sholat Subuh ketika waktu fajar menjelang.
(HR. Imam Ahmad dan Imam Nasa’i dan Imam Tirmidzi)
Tentang waktu sholat Subuh ini Abu Hurairah Ra meriwayatkan bahwa suatu ketika Rasulullah Saw bersabda : Orang yang mendapatkan satu rakaat dari shalat subuh sebelum terbit matahari, maka dia termasuk orang yang mendapatkan sholat subuh. Dan orang yang mendapatkan satu rakaat sholat Ashar sebelum matahari terbenam, maka dia termasuk mendapatkan sholat Ashar. (HR Imam Muslim)

Peristiwa-peristiwa tersebut kemudian Allah perintahkan pada umat rasulullah SAW yang dikenal sebagai isra’ mi’raj

Isra Mi’raj adalah dua bagian dari perjalanan yang dilakukan oleh Muhammad dalam waktu satu malam saja. Kejadian ini merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam, karena pada peristiwa ini Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam mendapat perintah untuk menunaikan salat lima waktu sehari semalam.
Isra Mi’raj terjadi pada periode akhir kenabian di Makkah sebelum Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam hijrah ke Madinah. Menurut al-Maududi dan mayoritas ulama, Isra Mi’raj terjadi pada tahun pertama sebelum hijrah, yaitu antara tahun 620-621 M. Menurut al-Allamah al-Manshurfuri, Isra Mi’raj terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian, dan inilah yang populer. Namun demikian, Syaikh Shafiyurrahman al-Mubarakfuri menolak pendapat tersebut dengan alasan karena Khadijah radhiyallahu anha meninggal pada bulan Ramadan tahun ke-10 kenabian, yaitu 2 bulan setelah bulan Rajab. Dan saat itu belum ada kewajiban salat lima waktu. Al-Mubarakfuri menyebutkan 6 pendapat tentang waktu kejadian Isra Mi’raj. Tetapi tidak ada satupun yang pasti. Dengan demikian, tidak diketahui secara persis kapan tanggal terjadinya Isra Mi’raj.
Peristiwa Isra Mi’raj terbagi dalam 2 peristiwa yang berbeda. Dalam Isra, Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam “diberangkatkan” oleh Allah SWT dari Masjidil Haram hingga Masjidil Aqsa. Lalu dalam Mi’raj Nabi Muhammad SAW dinaikkan ke langit sampai ke Sidratul Muntaha yang merupakan tempat tertinggi. Di sini Beliau mendapat perintah langsung dari Allah SWT untuk menunaikan salat lima waktu.
Bagi umat Islam, peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang berharga, karena ketika inilah salat lima waktu diwajibkan, dan tidak ada Nabi lain yang mendapat perjalanan sampai ke Sidratul Muntaha seperti ini. Walaupun begitu, peristiwa ini juga dikatakan memuat berbagai macam hal yang membuat Rasullullah SAW sedih.

Maka,dari peristiwa isra’ mi’raj tersebut rasulullah bisa memperkenalkan islam lebih dalam kepada umat manusia,dan menjadi symbol ibadah umat islam di seluruh dunia sampai kiamat karena perintah shalat turun langsung dari Allah melalui isra’ mi’raj

Kesimpulan:

A.Allah akan membantu setiap hambaNya yang mau mengikuti jalan Allah terbukti pada kisah nabi Ibrahim AS dan ismail
B.bersyukurlah atas apa yang Allah beri karena sesungguhnya ada cahaya dibalik kegelapan,seperti kisah nabi adam AS
C.Allah sangat mencintai makhluk makhlukNya,terbukti saat kematian istri nabi Muhammad yang dikenal sebagai tahun kesedihan,Allah menghibur rasulullah dengan isra’ mi’raj


Tidak ada komentar:

Posting Komentar