tarekat Syattariah pernah menduduki posisi penting lantaran tarekat ini merupakan salah satu tarekat yang besar pengaruhnya di dunia islam. di Indonesia, tarekat ini lalu dikembangkan oleh Sheihk Singkel.
dilahirkan di Singkel, Aceh, pada 1024 H/1615 M, nenek moyang Sheikh Singkel berasal dari Persia yang datang ke Kesultanan Samudera Pasai pada akhir abad 13. nama Singkel dinisbakah pada daerah kelahirannya itu. beberapa literatur menyebutkan, ayah Singkel adalah kakak laki-laki dari Hamza Al-Fansyuri, kendati tidak cukup bukti yang meyakinkan bahwa ia adalah keponakan Al-Fansyuri. namun, ada pula yang menyatakan bahwa ayah Singkel, yakni Sheikh Ali adalah seorang Arab yang telah mengawini wanita setempat dari Fansur (barus), sebuah kota pelabuhan tua diSumatera Barat. keluarga itu lantas menetap disana. pendidikan pertama Singkel didapatkan ditempat kelahirannya, Singkel, terutama dari ayahnya yang merupakan seorang ahli. ayahnya juga mempunyai pesantren. Singkel pun menimbah ilmu di Fansyur, karena ketika itu negeri ini menjadi salah satru pusat islam penting dinusantara serta merupakan titik hukum antara orang Melayu dan kaum Muslim dari Asia Barat dan Asia Selatan. beberapa tahun kemudian, Singkel berangkat ke Banda Aceh, ibu kota Kesultanan Aceh dan belajar kepada Syams al-Din al samatrani, seorang ulama pengusung doktrin wujudiyyah, tasawuf wujudiyyah dalam memahami keesaan Tuhan, terkesan sangant berlebihan dan menganggap bahwa Tuhan dapat turun memilih tubuh manusia tertentu. penganut ajaran ini dalam praktik beragama cenderung tidak menghargai aspek Syari'at yang terikat ketat dengan aturan-aturan ibadah. bahkan dalam prespektif kini, syari'at bisa dipandang sebagai tirai penghalang untuk mencapai persatuan dengan tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar